
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
RUTENG, FAJARNTT.COM – Sebagai upaya menghidupkan literasi dan memperkuat keterampilan menulis siswa, tujuh mahasiswa Unika Santu Paulus Ruteng yang terdiri dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD, Keperawatan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Bahasa Inggris mendampingi siswa SMA St. Maria Iteng dalam menulis opini, pada Jumat, 29 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program KKN Tematik 2025 yang menekankan pengembangan literasi di sekolah-sekolah Nusa Tenggara Timur.
Pendampingan berlangsung di tujuh ruang berbeda, enam kelas diperuntukkan bagi siswa kelas XII, sedangkan satu aula menampung gabungan siswa kelas X dan XI. Setiap ruangan dibimbing oleh satu mahasiswa, sehingga setiap siswa memperoleh arahan langsung dan interaktif.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Sekolah, Romo Venansius Gusman, yang menekankan bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan siswa bukan sekadar ajang belajar menulis, tetapi juga membangun karakter dan budaya literasi di sekolah.
“Kami sangat mengapresiasi upaya mahasiswa UNIKA yang secara langsung membimbing siswa dalam menulis opini. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis, tetapi juga menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Dengan bimbingan mahasiswa, siswa belajar menyusun argumen berdasarkan fakta dan referensi yang valid, bukan sekadar menulis pendapat pribadi,” ujar Romo Venan, sapaan akrab kepsek SMA St Maria Iteng.

Menurut Romo Venan, literasi yang baik dapat membentuk generasi muda yang cerdas dan mampu mengambil keputusan berdasarkan data dan informasi akurat.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan guru dan fasilitas sekolah agar kegiatan berjalan optimal.
“Para guru berperan sebagai fasilitator, sedangkan kami menyediakan fasilitas dan koordinasi. Kombinasi ini memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menyeluruh, memahami cara membaca kritis, mengolah informasi, dan menyusunnya menjadi argumen logis dan sistematis,” tambahnya.
Sebelum pendampingan, siswa telah menulis opini berdasarkan sepuluh buku pedoman yang disediakan sekolah, dengan lima di antaranya menjadi referensi utama. Mahasiswa kemudian menyeleksi tulisan yang memenuhi standar opini dan memberikan bimbingan tambahan bagi siswa yang membutuhkan arahan lebih lanjut.
Febronia Megautami Nurani, mahasiswa pendamping kelas XII IPS, menjelaskan tujuan pendampingan.
“Kami menekankan pentingnya judul yang menarik agar pembaca tertarik sejak awal, pendahuluan yang memperkenalkan isu secara jelas, isi yang memuat argumen kuat dengan data atau referensi relevan, serta kesimpulan yang mempertegas pendapat atau memberikan solusi konkret. Setiap kutipan dari buku wajib dicantumkan catatan kaki agar tulisan mereka dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Febronia menambahkan bahwa proses pendampingan dilakukan secara interaktif dan mendetail.
“Siswa membaca tulisan masing-masing, kemudian kami memberikan feedback langsung. Bila argumen kurang kuat atau kurang terstruktur, kami arahkan bagaimana menambah bukti atau memperjelas pemikiran. Kami juga mengajarkan mereka memilih bahasa yang tepat, lugas, jelas, dan sesuai kaidah penulisan. Pendekatan ini membuat mereka tidak hanya menulis untuk menyelesaikan tugas, tetapi benar-benar belajar berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menyusun opini secara sistematis,” tambahnya.
Selain itu, Febronia menekankan pentingnya revisi dalam proses menulis.
“Kami membimbing siswa untuk tidak cepat puas dengan draft pertama. Mereka belajar meninjau ulang struktur tulisan, memperkuat argumen, memperjelas bahasa, dan menambahkan referensi bila diperlukan. Proses ini mengajarkan kesabaran, ketelitian, dan disiplin, sekaligus membuat hasil tulisan lebih berkualitas,” jelasnya.
Sementara itu, Patricia Nadya, mahasiswa lainnya, menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan memiliki dampak jangka panjang bagi sekolah dan siswa.
“Melalui program ini, kami berharap siswa terbiasa membaca dan menulis secara rutin,” ujar Patricia.
Menurut Patricia, literasi yang kuat dapat membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif, yang sangat berguna dalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari.
“Dengan pengalaman ini, siswa belajar mengolah informasi, mengekspresikan ide secara sistematis, dan memahami bahwa menulis berkualitas membutuhkan proses dan ketekunan,” tutupnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa UNIKA Ruteng dalam membangun budaya literasi di sekolah-sekolah Nusa Tenggara Timur. Dengan pendampingan intensif, siswa diharapkan mampu menghasilkan opini yang kritis, berbobot, dan sistematis, serta terbiasa menggunakan referensi secara tepat.
Pendampingan ini tidak hanya mendukung misi KKN Tematik 2025 UNIKA Santu Paulus Ruteng, tetapi juga membekali generasi muda dengan keterampilan literasi yang dapat digunakan sepanjang hayat.(*)
Laporan: Mahasiswa KKN Unika Santu Paulus Ruteng
Pesan Redaksi:
Demonstrasi merupakan hak warga negara dalam berdemokrasi. Untuk kepentingan bersama, sebaiknya demonstrasi dilakukan secara damai tanpa aksi penjarahan dan perusakan fasilitas publik.