Penulis: Vincent Ngara | Editor:
FAJAR NTT – Elon Musk tidak melewatkan kesempatan untuk menyerang Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, setiap kali Biden menyinggung elektrifikasi industri otomotif Amerika.
Kali ini, CEO Tesla itu menggunakan Twitter untuk menanggapi pesan dari presiden Amerika Serikat tersebut.
Biden men-Tweet tentang pekerjaan pemerintah AS terkait pengerjaan infrastruktur pengisian listrik baru melalui pernyataannya, bahwa pemerintah AS sedang bekerja untuk menambah jumlah titik di seluruh Amerika Serikat menjadi 500.000 stasiun. Dan pemerintah AS akan mendedikasikan 900 juta dolar (setara 13 triliun lebih) untuk itu.
Tanggapan Musk terhadap Tweet Biden
We’re building 500,000 electric vehicle charging stations across the country.
The great American road trip will be fully electrified.
— President Biden (@POTUS) December 3, 2022
“Perjalanan darat Amerika yang hebat akan sepenuhnya dialiri listrik,” Tweet Biden.
Musk pun menanggapi langsung melalui kolom komentar
“Atau Anda bisa membeli Tesla,” tulis Elon Musk.
Musk sering mengungkit masalah stasiun pengisian dalam konfliknya dengan Presiden Joe Biden. Jaringan stasiun pengisiannya sendiri sekarang mencapai 40.000 di seluruh dunia.
Selain itu, pemilik Tesla mengingatkan Presiden AS bahwa perusahaannya telah mulai membuka akses ke pengisian daya, dengan mengizinkan kendaraan listrik lain menggunakan Supercharger Tesla, sesuatu yang juga memungkinkan di Eropa (termasuk beberapa stasiun Spanyol).
Konflik antara Biden dan Musk
Melansir Marca (4/12/2022), konflik Biden dan Musk sudah berlangsung lama, karena Presiden dari Partai Demokrat telah mengabaikan Tesla dalam pidatonya sebagai faktor kunci dalam elektrifikasi mobil di Amerika Serikat, terlepas dari kenyataan bahwa pabrikanlah yang menjualnya.
Selain itu, Presiden telah mengunjungi fasilitas dan mengemudi beberapa mobil listrik baru keluaran Ford atau GM, sehingga membuat Musk tersinggung.
Miliarder Afrika Selatan itu belum memaafkan penghinaan yang Biden lakukan. Itu sebabnya, kapan pun Musk punya kesempatan, ia akan menyerang dengan “sarkasme” kepada Presiden dari Partai Demokrat tersebut.
Elon Musk dan Twitter Melawan Biden
Pemilik baru Twitter telah menggunakan platformnya untuk menyebarluaskan beberapa pernyataan. Email dan kesaksian internal pekerja perusahaan menjadi saksi, yang mengungkapkan bagaimana tindakan Twitter terhadap informasi jurnalistik tentang putra Presiden bernama Hunter Biden.
Kemudian, beberapa pekerja Twitter turun tangan dengan tidak menyebarluaskan penyelidikan yang melibatkan Joe Biden dalam dugaan konflik kepentingan dengan mendukung perusahaan milik putranya Hunter Biden.
Twitter melakukan itu agar tidak merugikan kandidat Demokrat, Joe Biden, saat mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pemilu 2020.
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.