Penulis: Vincent Ngara | Editor: Vincent Ngara
RUTENG, FAJARNTT.COM – “Hari ini adalah awal dari langkah besar berikutnya dalam kehidupan mereka (wisudawan-wisudawati) dan kebanggaan serta doa terbaik kita semua selalu menyertai mereka,” ujar Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, RD Manfred Habur dalam sambutannya saat mewisudakan 1.107 sarjana di Aula Assumpta Katedral Ruteng, Kabupaten Manggarai pada Sabtu, 23 November 2024.
Ribuan wisudawan-wisudawati Universitas Katolik (Unika) Santu Paulus Ruteng berasal dari beberapa Fakultas antara lain, sebanyak 614 orang dari enam program studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 238 orang dari dua program studi Fakultas Ilmu Kesehatan, dan 254 orang dari dua program studi Fakultas Pertanian Peternakan dan Teknologi.
Lalu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan di antaranya, program studi Teologi sebanyak 33 orang, Pendidikan Bahasa Inggris 94 orang, Pendidkan Guru Sekolah Dasar sebanyak 226 orang, Pendidkan Matematika sebanyak 59 orang, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini sebanyak 94 orang, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebanyak 106 orang.
Kemudian, dua program studi pada Fakultas Ilmu Kesehatan, yaitu D-III Kebidanan sebanyak 101 orang dan Keperawatan 138 orang. Dua program studi dari Fakultas Pertanian Peternakan dan Teknologi, di antaranya Agronomi sebanyak 110 orang dan Sosial Ekonomi Pertanian 144 orang.
RD Manfred Habur berkata, hari ini kita semua bersukacita merayakan perjalanan panjang perjuangan yang tanpa kenal lelah serta pencapaian luar biasa dari para wisudawan-wisudawati.
Tema wisuda kali ini ‘Berkolaborasi Membentuk Generasi Berkarakter, Cerdas, dan Residence Melalui Transformasi dan Inovasi Berkelanjutan’ sangat relevan dengan situasi dan tantangan yang kita hadapi bersama di era yang perubahan pesat ini.
Generasi Cerdas
Tentunya, dunia membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas dan berwawasan luas, tapi juga kuat dalam karakter serta mampu beradaptasi dengan perubahan apapun di masa yang akan datang.
Sebab itu, kata RD Manfred, “Unika Santo Paulus Ruteng dengan visi komunitas akademik yang transformatif, kolaboratif, dan berkarakter berkomitmen melahirkan generasi yang siap menghadapi masa depan dengan sikap tangguh dan inovatif.”
“Mari kita terus untuk berinovasi dan bertransformasi, karena kita pikir hanya melalui itulah kita bisa mencapai semua yang kita cita-citakan,”jelasnya.
Saat yang sama, RD Ledobaldus Roling Mujur berujar, di era sekarang ini di mana teknologi dan penggunaan artificial intelligence (AI), teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia adalah sebuah keniscayaan.
Namun, kehadiran teknologi mempunyai dua sisi yang berbeda. Di satu sisi banyak manfaat positif, banyak penemuan-penemuan baru yang memudahkan manusia membangun dunia. Tetapi di sisi lain, juga memiliki dampak negatif yang bisa menghancurkan dunia.
“Apa yang dibutuhkan dalam menghadapi dua dilema seperti itu?” Setidaknya, kata RD Roling, ada tiga hal yang ditawarkan, yaitu membangun karakter, kecerdasan, dan resiliensi.
Karakter yang Kuat
Pertama, karakter, merupakan akumulasi dari kepribadian watak dan sifat yang dimiliki seseorang. Karakter akan mengarahkan seseorang pada kebiasaan dan keyakinan yang mempengaruhi pola perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, cerdas, yaitu kemampuan untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan informasi dan keterampilan.
“Orang cerdas biasanya memiliki daya tangkap cepat menggunakan logika dan berpikir kritis, fleksibel dan tahu kapan harus santai dan serius serta memiliki emosi yang lebih stabil,” terangnya.
Ketiga, resiliensi, adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup.
“Orang yang resilien dapat bertahan dan menghadapi situasi sulit. Dunia membutuhkan bukan hanya seorang ahli, tetapi juga seorang ahli yang berkarakter kuat, cerdas, resilen,” terangnya lagi.
Dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki selama proses pendidikan, seorang lulusan harus cerdas dalam penerapan ilmunya di tengah masyarakat seorang. Ahli yang cerdas dapat menghadapi satu persoalan yang nyata dengan tenang, menangkap intinya, menemukan solusi lalu menyelesaikan persoalan tersebut.
“Ketika menghadapi kondisi yang kompleks dan menekan, serta menjatuhkan orang yang memiliki resiliensi yang unggul dapat bertahan dan bahkan menjadi jauh lebih kuat. Ahli seperti ini akan menjadi promotor untuk membangun dunia menjadi dunia yang maju indah dan damai untuk ditinggali,” jelas Ledobaldus Roling Mujur.(*)
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.